Semarang,Seputarjateng.id- Perkembangan pasar otomotif nasional mencatatkan penurunan sebesar 12 persen hingga Agustus 2025 dibandingkan tahun sebelumnya. Fenomena ini turut dirasakan di berbagai daerah, termasuk Jawa Tengah, yang mengalami kontraksi pasar lebih dalam, mencapai 36 persen.
Hal itu diungkapkan Budhy Lau, Regional Head of Central Java PT Astra International Tbk pada acara Daihatsu Media Gathering – GIIAS , Selasa(23/9,2025) di hotel Arrus,Semarang.
Daihatsu Media Gathering – GIIAS berthemakan’ Bahagia sejak pertama’,juga menampilkan pembicara Budi Mahendra, Domestic Marketing Division Head
dan .Tri Mulyono, Marketing and Customer Relations Division Head PT Astra International Tbk.
Budhy Lau mengatakan dalam perkembangan hingga Agustus 2025 pasar otomotif nasional berada di angka 522.000 unit setelah mengalami pemulihan pasca pandemi COVID-19 pada 2022 .Tren positif tersebut tidak berlanjut secara konsisten hingga tahun ini.Jawa Tengah turun signifikan, Semarang lebih dalam.
Jawa Tengah, sebagai salah satu wilayah penopang utama penjualan otomotif, mengalami penurunan pasar hingga 36 persen. Bahkan, di Kota Semarang, penurunan tercatat lebih besar lagi, mencapai 37 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Meski demikian, menurut Budhy Lau pangsa pasar (market share) Daihatsu di Jawa Tengah menunjukkan pergerakan positif. Dari sebelumnya 14,3 persen, kini naik ke posisi peringkat dua nasional hingga Agustus 2025. Diharapkan tren ini bisa terus dipertahankan hingga akhir tahun.
Di sisi lain, pangsa pasar Daihatsu di Semarang tercatat 12 persen, masih tertinggal dibandingkan angka Jawa Tengah secara keseluruhan. Namun, ada indikasi perbaikan secara perlahan pada semester kedua 2025.

Disebutkan faktor penurunan ekonomi dan kebijakan daerah penurunan daya beli menjadi faktor utama turunnya pasar otomotif. Situasi global seperti depresiasi nilai tukar rupiah, konflik geopolitik, dan perlambatan ekonomi dunia turut memengaruhi kondisi domestik.
Keadaan diperparah oleh turunnya minat beli masyarakat di sektor otomotif, terutama di segmen kendaraan niaga ringan yang sangat bergantung pada pembiayaan (leasing).
Selain faktor ekonomi, kebijakan pemerintah daerah juga berperan signifikan. Di Jawa Tengah, per 1 April 2025, diskon bea balik nama kendaraan bermotor (BBNKB) telah dicabut, sehingga konsumen harus membayar tarif penuh. Ini berbeda dengan beberapa provinsi lain yang masih memberikan potongan.
Kontribusi produk dan harapan kedepan dua model Daihatsu yang mendominasi pasar di Jawa Tengah adalah Gran Max dan Sigra. Gran Max menyumbang kontribusi sekitar 12 persen dan Sigra sekitar 8 persen. Sementara itu, untuk komposisi pasar, kendaraan komersial menyumbang 36 persen dan passenger car sebesar 64 persen.

Di Semarang, dominasi kendaraan passenger sedikit lebih tinggi, mencapai 72 persen. Hal ini mencerminkan karakteristik kota besar yang lebih mengutamakan mobilitas pribadi.
“Diharapkan dengan perbaikan kondisi ekonomi, dukungan program pemerintah, serta strategi pemasaran yang lebih agresif, pasar otomotif dapat kembali tumbuh pada kuartal terakhir 2025,” ujar Budi Lau.
Tri Mulyono, Marketing and Customer Relations Division Head PT Astra International Tbk.
menambahkan bahwa kondisi nilai tukar serta kebijakan insentif daerah akan menjadi faktor penting dalam pemulihan pasar, mengingat daya beli masyarakat sangat sensitif terhadap perubahan ekonomi.
Lebih lanjut dikatakan Budhyi Lau dengan digelarnya GIIAS berlangsung selama lima hari (24-28 September 2025 di
Muladi Dome Universitas Diponegoro (UNDIP), Semarang, Daihatsu menggenjot penjualan dengan menerapkan beberapa program sangat bagus. Diantaranya,ada paket kredit murah, bunga murah , DP ringan dan banyak sekali . Selain itu,ditampilkan bermacam macam
produk baru yang belum pernah ada di Semarang. “Semua itu bisa dilihat bahkan bisa dicoba ada test drive-nya”,demikian Budhy Lau. (All)


