Grobogan,Seputarjateng.id-
Dunia pendidikan kembali dikejutkan dengan insiden tragis yang menimpa seorang siswa SMP Negeri 1 Geyer, Kabupaten Grobogan. Seorang pelajar berinisial Angga Bagus Prawira (12) pada Sabtu (11/10/2025) meninggal dunia usai diduga menjadi korban perundungan dan pengeroyokan teman sekelasnya.
Kapolres Grobogan AKBP Ike Yulianto mengungkapkan kronologi lengkap kejadian tersebut dalam konferensi pers yang digelar di Mapolres Grobogan, Selasa (14/10). Menurut hasil penyelidikan, peristiwa bermula saat kegiatan korve atau kerja bakti sekitar pukul 07.30 WIB. Saat itu, Angga diejek oleh salah satu teman laki-lakinya dengan sebutan “wadon” (perempuan), hingga berujung pada perkelahian pertama.
“Setelah dilerai, situasi sempat mereda. Namun sekitar pukul 11.30 , perkelahian kedua terjadi. Saat itu korban dipukul dan didorong hingga jatuh, kepalanya terbentur lantai,” ujar AKBP Ike.
Korban yang mengalami kejang langsung dibawa ke UKS sekolah. Namun sayangnya, saat tiba di UKS, korban sudah tidak menunjukkan tanda-tanda kehidupan. Ia lalu dibawa ke Puskesmas terdekat, namun dinyatakan meninggal dunia.
Lebih lanjut, hasil autopsi mengungkap luka serius di bagian belakang tubuh korban. “Ada patahan pada tulang belakang yang menyambung ke kepala, akibat benturan benda tumpul,” ungkap Kapolres.
Saat ini, polisi telah memeriksa 10 saksi, termasuk 6 siswa dan 4 guru. Dua anak diduga terlibat dan masih menjalani proses pemeriksaan. Penanganan kasus ini juga melibatkan Balai Pemasyarakatan (Bapas), Dinas Pendidikan, dan Dinas Sosial.

“Kami sangat hati-hati dalam menangani kasus ini karena melibatkan anak berhadapan dengan hukum. Tapi kami juga berkomitmen menegakkan hukum secara adil,” tegas AKBP Ike.
Sebagai langkah lanjutan, Polres Grobogan telah menerjunkan tim trauma healing untuk mendampingi para siswa, serta mengintensifkan sosialisasi anti-bullying ke sekolah-sekolah.
“Anak-anak ini adalah masa depan bangsa. Sekolah harus menjadi tempat yang aman, bukan tempat kekerasan,” pungkas Kapolres.(All)



